doadan wirid syahadat langit bumi . pelet sunda. april 7, 2016 koin banyak hoki1000. mantranya =====bismillah kum awewe, wataji kulhu absar wahuwa latiful khobir. sabulan sang ratu nu colalang, sabulan mangrupi , dua putri mananjo tujuh bulan kolot , salapan bulan sang goledah , gereleng putih jig ka cai ngadon ceurik , jig ka darat ngadon ILMUSYAHADAH LANGIT (2) 1. Ilmu Syahadat Ghaib ( Tingkat Lanjutan ) Ilmu Syahadat Ghaib insya Allah dapat digunakan untuk menembus semua tingkatan alam ghaib. Baik alam jin, khodam, syetan, qarin, malaikat sampai segala hal yang berkaitan dengan dimensi ghaib termasuk terawangan . Dalam melakukan penembusan alam ghaib saudara harus siap lahir Wiridsahadat langit . Ilmu Penarik Pusaka. January 3, Dan biasanya kata kata baik yang terucap maupun batin pasti ada benarnya, jadi sifatnya spontan, tapi hampir selalu benar. Dan yang ke dua adalah tepat atau amalan yang dipersiapkan memang amalan untuk penarikan pusaka. Kembali pada masalah ilmu penarikan pusaka syarat yang harus di cash. VIVA – Doa wirid merupakan doa yang dibaca setelah melaksanakan sholat Fardhu lima waktu. Membaca doa wirid merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Selepas menunaikan shalat fardhu lima waktu, seseorang dianjurkan meluangkan waktu sebentar untuk berdzikir. Sholat wajib lima waktu tersebut terdiri atas sholat Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Menyadur dari NU Online, perintah untuk melaksanakan sholat ini sebagaimana yang tercantum dalam surat Al Baqarah ayat 43 yang artinya “Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk," QS. Al-Baqarah Ayat 43.Usai melaksanakan ibadah sholat wajib lima waktu, umat Islam dianjurkan untuk berdzikir dan membaca doa setelah sholat wajib sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Nah, berikut adalah ulasan selengkapnya tentang doa setelah sholat wajib. Ada doa wirid setelah sholat fardhu yang bisa diamalkan secara rutin. Allah SWT berfirman dalam Al Quran surat Al Ahzab mengenai anjuran untuk melakukan dzikir. Allah SWT berfirman yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah dengan menyebut nama Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. QS. Al-Ahzab 41.Imam Nawawi dalam kitab al-Adzkar pada Bâbul Adzkâr badash Shalâh mengatakan bahwa ulama telah bersepakat ijma’ tentang kesunnahan dzikir usai shalat yang ditopang oleh banyak hadits shahih dengan jenis bacaan yang amat beragam. Berikut bacaan doa wirid yang patut dibaca Muslim setelah Membaca Istighfar 3 kaliAstaghfirullaahal-Adziim, Alladzii Laa Ilaaha Illaa Huwalhayyul-Qayyuum, Wa Atuubu Ilaiih. Dibaca Sebanyak 3 kaliArtinya “Saya mohon ampun kepada allahyang maha besar, tidak ada tuhan melainkan dia, yang maha hidup yang terus-menerus mengurus makhluknya, dan saya bertobat kepadanya.”2. Membaca Tahlil“Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syai-in Doa Memohon perlindungan dari siksa nerakaAllohumma ajirnii minanar dibaca sebanyak tiga la mani a lima a thaita wa la mu’thiya lima mana’ta wa la yanfa’u dzal jadii minkal jaddu, la ilaha illa anta.“Ya Allah tidak ada yang menghalangi bagi apa yang telah Engkau berikan dan tidak kepada orang yang kaya di sisi Engkau segala kekayaanya selain dari kebesaran-Mu ya Rabb. Tidak ada Tuhan yang layak disembah selain Engkau.”4. Doa KeselamatanAllahumma Antas-Salaamu Wamingkas-Salaamu Wa Ilaika Ya Uudus-Salaamu Fa Hayyinaa Rabbanaa Bis-Salaami Wa Adkhilna-Jannata Daaros-Salaami Tabaarokta Robbanaa Wa Ta Aalaita Ya Dzal-Jalaali Wal Ikroom”Artinya “Ya allah, engkau adalah zat yang mempunyaikesejahtraan dan daripadamulah kesejahtraan itu da kepadamulah akan kembali lagi segala kesejahtraan itu, maka hidupkanlah kami ya allah dengan sejahtera. dan masukanlah kami kedalam surga kampung kesejahtraan, engkaulah yang kuasa memberi berkah yang banyak dan engkaulah yang maha tinggi, wahai zat yang memiliki ke agungan dan kemulyaan.”5. Doa Syukur Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir dan bersyukur kepadaMu serta beribadah kepada Mu dengan Membaca surat Al-FatihahA’udzu Billahiminas Syaitho Nirrojiim. Bismillahir rohmanirro’hiim. Al’hamdulillahi robbil’aalamiin. Arro’hmanirro’him. Maliki Yawmiddiin. Iyyaka Na’budu Wa Iyyaka Nasta’iin. Ihdinash-Shiro Tholmustaqiim. Shirotholladziina An’amta Alaihim Ghoiril maghdhuubi Alaihim Wala Dholiin. Membaca Ayat Kursi"Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum. Laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa naum. Lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh. Man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih. Ya'lamu maa bayna aidiihim wa maa khalfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syai-im min 'ilmihii illaa bimaa syaa-a. Wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa Wahuwal 'aliyyul 'azhiim."Artinya “Allah, tidak ada tuhan selain dia, yang maha hidup, yang terus menerus mengurus makhluknya, tidak mengantuk dan tidak tidur, miliknya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, tidak ada yang dapat memberi syafaat disisinya tanpa izinnya. dia mengetahui apa yang ada dihadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apapun tentang ilmunya melainkan apa yang dia kehendaki, kursinya meliputi langit dan bumi. dan dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan dia maha tinggi, maha besar.”8. Membaca Syahadat Surat Ali Imran 18-19Artinya Allah menyatakan bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu juga menyatakan yang demikian itu. Tak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Membaca tasbih, tahmid, dan takbir 33 kaliSubhaanallah 33xArtinya Mahasuci Allah 33xAlhamdulillaah 33xArtinya Segala puji bagi Allah 33xAllaahu Akbar 33xArtinya Allah Maha besar 33x10. Membaca Takbir Tahmid Tasbih & TahlilAllohu Akbar Kabiiron Wal’hamdulillahi Katsiiron Wasub’hanallohi Bukrotan Wa Ashiilan, LaaIlaha Illallohu Wa’hdahula Syariikalah Lahulmulku Walahul’hamdu Yu’hyii Wayumiitu Wahuwa Ala Kulli Syai Inqodiir. Wala’Hawla Wala Quwwata Illa Billahil Aliyyil’ Istigfar dan TahlilLaailaaha Illallah 33 Kali. Sapu Jagad Rabbanaa aatinaa fiduunnyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, waqinaa adzaa ban naar Artinya "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka." Memohon Kesejahteraan Washallallahu alaa sayyidinaa muhammadin wa’alaa aalihiwa shahbihiiwa sallam, wal hamdu lillaahirabbil aalamiin Artinya "Semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya dan segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam" untuk Memohon Keselamatan Dunia AkhiratAllaahumma innaa nas’aluka salaamatan fiddiini waddun-yaa wa aakhirah. Wa aafiyatan fil jasadi wa shihhatan fil badani wa ziyaadatan fil’ilmi wa barakatan firrizqi wa taubatan qablal maut wa rahmatan indalmaut wa maghfiratan ba’dal maut. Allaahumma hawwin alainaa fii sakaraatil maut wan najaata minannaari wal afwa indal hisaab. Artinya "Wahai Allah! Sesungguhnya kami memohon kepadaMu, kesejahteraan dalam agama, dunia dan akhirat, keafiatan jasad, kesehatan badan, tambahan ilmu, keberkahan rezeki, taubat sebelum datang maut, rahmat pada saat datang maut, dan ampunan setelah datang maut. Wahai Allah! Permudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, Berilah kami keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat dilaksanakan hisab." 14. Membaca Doa PenutupBismillaahirohmaanirrohiim. Alhamdulillaahirobbil aalamiin.”“Allaahumma sholli alaa sayyidina Muhammadin wa’alaa aali sayyidina Muhammad.”“Allaahumma sholli alaa sayyidinaa Muhammadin sholaatan tunjiinaa bihaa min jamii’il aafaat. Wa taqdhii lanaa bihaa min jamii’il haajaat. Wa tuthohhirunaa bihaa min jamii’is sayyiaat. Wa tarfa’unaa bihaa indaka a’laddarojaat. Wa tuballighunaa bihaa aqshol ghooyaat. Min jamii’il khoirooti fil hayaati wa ba’dal mamaat.”“Allaahumma innaa nas aluka salaamatan fiddiin. Wa aafiyatan fil jasadi. Wa ziyaadatan fil ilmi. Wa barakatan fir rizqi. Wa taubatan qoblal maut. Wa rahmatan indal maut. Wa maghfirotan ba’dal maut.”“Allaahumma hawwin alainaa fii sakaraatil maut. Wan najaata minan naari wal afwa indal hisaab.”“Robbanaa laa tuzigh qulubanaa ba’da idz hadaitanaa wahab lanaa min ladunka rahmah. Innaka antal wahhaab.”“Allaahummaghfirlii dzunuubi waliwaalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii soghiiroo.”“Robbanaa aatinaa fid_dun yaa hasanah wafil aakhiroti hasanah waqinaa adzaaban naar.”“Washollallaahu alaa sayyidinaa Muhammadin Wa’alaa aali sayyidinaa Muhammad. Walhamdulillaahi robbil aalamiin Sunnah, Hadirkan Doa Dalam Hati Saat Minum Air Zamzam Menikmati segarnya Zamzam, sayang rasanya jika tak dibarengi dengan doa. Karena disunnahkan memanjatkan doa saat meneguk segarnya Zamzam. 16 Juni 2023 100% found this document useful 4 votes4K views11 pagesOriginal TitleILMU SYAHADAH LANGITCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 4 votes4K views11 pagesIlmu Syahadah LangitOriginal TitleILMU SYAHADAH LANGITJump to Page You are on page 1of 11 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 10 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Seorang teman bertanya tentang sasahidan yang diajarkan oleh guru spiritualnya yang berasal dari Jawa Tengah, yang dipercaya dan diyakininya sebagai mantera sakti. Mengapa demikian? Kata sasahidan berasal dari bahasa Arab syahida atau syahadat, yang berarti kesaksian atau pengakuan iman. Jadi sebagaimana yang kita pahami selama ini, sasahidan atau syahadat adalah ikrar yang menunjukkan bukti bahwa orang yang mengucapkan kesaksian tersebut telah beriman atau menjadi mukmin. Bagi orang Islam Jawa tempo dulu, dua kalimat syahadat sering disebut Kalimasada kalimat syahadat, atau juga Sasahidan Taukid dan Sasahidan Rasul. Sasahidan Taukid, ada juga yang mengucapkan Tokid yaitu “Asyhadu allaa ilaaha illallaah saya bersaksi bahwa tiada sesembahan – yang haq – selain Allah”. Sedangkan Sasahidan Rasul yaitu, “Wa asyhadu anna Muhammadarrosulullah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”. Kata sasahidan juga sering dipakai untuk mengawali wirid sifat 20 dua puluh Gusti Allah, sebagai penegasan pengakuan keimanan atas keduapuluh sifat tersebut. Misalkan, “Asyhadu Allah kang tanpa wiwitan, tanpa wekasan, urip tan kena pati Aku bersaksi bahwa Allah tidak bermula dan tidak berakhir, lagi hidup kekal selamanya”. Dalam perkembangannya, setelah ulama sekaligus pujangga Keraton Kasunanan Surakarta yang tersohor, Ronggowarsito menulis kitab atau serat “Wirid Hidayat Jati”, muncul sebuah ajaran Sasahidan versi Syekh Siti Jenar. Dari kitab Wirid Hidayat Jati ini pula, lahir ajaran untuk tidak menyebut atau pun memanggil asma Tuhan dengan Allah saja, tetapi dianjurkan dengan menambah gelar yang amat sangat terhormat yaitu Gusti, sehingga menjadi Gusti Allah; atau ditambahkan sebutan Pangeran di depan asma Allah yang menunjukkan sifat dan kebesarannya, misalkan Pangeran Kang Maha Agung, Pangeran Yang Maha Agung. Dari Syeh Siti Jenar yang misterius dan legendaris tadi dipercaya lahir ajaran Wirid Sasahidan yang terkenal sampai sekarang, yang pada umumnya diajarkan secara lisan dari mulut ke mulut oleh para guru spiritual, kebatinan atau pun penganut tasawuf Jawa aliran Syeh Siti Jenar. Padahal siapa sesungguhnya Syeh Siti Jenar, belum ada bukti sejarah yang kuat yang menyebutkan. Bahkan apakah benar itu ajaran Syeh Siti Jenar ataukah Ronggowarsito? Ataukah pujangga-pujangga penulis kisahnya pada empat abad kemudian? Waallahualam. Kisah tentang Syeh Siti Jenar, pun ajaran-ajarannya, ditulis sekitar tiga atau empat abad kemudian. Beliau konon berkiprah pada masa kejayaan Wali Songo dan Kesultanan Demak pada awal abad ke 15, namun kisahnya baru ditulis dalam “Serat Centini” periode 1814 – 1823, kitab “Wirid Hidayat Jati” sebagaimana di atas dan dalam “Serat Siti Jenar” gubahan Raden Panji Notoroto pada abad ke 19, bersumber dari Babad Demak karya Pangeran Wijil, Trah Sunan Kalijaga dari Kadilangu. Perihal Sasahidan, Serat Wirid Hidayat Jati mengajarkan dalam dua seri wejangan, yaitu Wejangan Ketujuh yang berjudul Panetep Santosaning Iman Penetap Kesentosaan Iman yang disebut diberikan oleh Sunan Gunung Jati dan Wejangan Kedelapan atau terakhir oleh Syeh Siti Jenar berjudul Sasahidan Persaksian. Pengantar Penetap Kesentosaan Iman, menyatakan, Wejangan dimulai dengan membaca syahadat sebagai penguat keyakinan demi melaksanakan kebenaran hidup, sebagai sarana melihat Tuhan Yang Maha Suci. Syahadat itu adalah sebagai berikut “Ingsun anekseni satuhune ora ana Pangeran anging Ingsun , lan anekseni Ingsun satuhune Muhammad iku utusan-Ingsun.” Artinya, “Aku bersaksi sesungguhnya tiada Tuhan selain Aku, dan Aku bersaksi sesungguhnya Muhammad itu utusan-Ku.” Wejangan menyatakan lebih lanjut, yang dinamakan Tuhan itu adalah Zat hidup kita sendiri, sebab sesungguhnya segenap asya itu dihukum nafi semuanya. Maksud asya adalah tunggal, hanya satu. Sedangkan arti nafi adalah tidak ada. Selanjutnya disebutkan, yang dinamakan Muhammad itu adalah sifat cahaya kita. Oleh sebab itu dikatakan utusan, karena menjadi pegangan rahasia Zat. Hidup kita sendiri inilah yang menjadi wahana anugerah Tuhan. Anugerah itu adalah Zat Tuhan. Mendapatkan anugerah itu adalah sifat makhluk. Tunggal tanpa batas berada di dalam diri kita. Sedangkan Tuhan dan Muhammad itu ibarat pedang dengan sarungnya. Tuhan sebagai sarung dan Muhammad sebagai senjatanya. Adapun wejangan terakhir atau kedelapan dari Wirid Hidayat Jati seperti berikut “Wejangan ini dinamakan Sasahidan Persaksian, yang mengajarkan kita bersaksi kepada sanak saudara dan semua makhluk seperti bumi, langit, bulan, bintang, api, angin, air dan lain sebagainya. Saksikanlah bahwa kita sekarang sudah mengakui Dzat Tuhan Yang Maha Suci, sebagai sifat Allah yang sejati. Tersebut di dalam kiyas ajaran para pandita dalam hal ini ulama, yang menyebarluaskan nukilan dari hadis makdus, pada bab maklumatul huluhiyah. Isinya menegaskan kesentausaan iman, sebagai penuntun tauhid menjadi itikad. Juga menjadi cipta sasmita Rasulullah Kanjeng Nabi Muhammad yang disampaikan kepada Sayidina Ali sebagai berikut Ingsun anekseni ing datingsun dheweSatuhune ora ono pangeran amung ingsunLan nekseni satuhune Muhammad iku utusaningsunIya sejatine kang aran Allah iku badaningsunRasul iku rahsaningsunMuhammad iku cahyaningsunIya ingsun kang urip tan kena ing patiIya ingsun kang eling tak kena laliIya ingsun kang langgeng ora kena owah gingsir ing kahanan jatiIya ingsun kang waskitha ora kasamaran ing sawiji-wijiIya ingsun kang amurba amisesa, kang kawasa wicaksana ora kekurangan ing pakertiByarSampurna padhang terawanganOra kerasa apa-apaOra ana katon apa-apaAmung ingsun kang nglimputi ing alam kabeh kalawan kodratingsun. Artinya Aku bersaksi di hadapan Dzat-ku sendiriSesungguhnya tiada tuhan selain AkuDan Aku bersaksi sesungguhnya Muhammad itu utusan-KuSesungguhnya yang disebut Allah itu badan-KuRasul itu rahsa-KuMuhammad itu cahaya-KuAkulah yang hidup tidak terkena kematianAkulah yang senantiasa ingat tanpa tersentuh lupaAkulah yang kekal tanpa terkena perubahan di segala keadaanAkulah yang selalu mengawasi dan tidak ada sesuatupun yang luput dari pengawasan-KuAkulah yang maha kuasa, yang bijaksana, tiada kekurangan dalam pengertianByar sempurna terang benderangTidak terasa apa-apaTidak kelihatan apa-apaHanya Aku yang meliputi seluruh alam dengan kodrat-Ku Ajaran penutup ini memperkuat dan menambah jumlah aliran kebatinan Jawa, termasuk sebagian Islam Kejawen. Meskipun demikian bagi sebagian pemerhati dan pengamal Islam Kejawen yang memperoleh sentuhan ulama-ulama pesisir dan pesantren-pesantren tidak demikian halnya, karena mereka juga memperoleh meskipun sedikit, ajaran-ajaran Al Ghazali seperti Ihya Ulumiddin dan lain-lain serta Al Hikam dari Ibnu Athaillah Askandary. Wirid Hidayat Jati 13 dari 14, dalam Seri Tulisan “Orang Jawa Mencari Gusti Allah”. About the author Wartawan, praktisi komunikasi dan aktivis LSM. Pemimpin Umum Majalah Panji Masyarakat 1996 – 2001, 2019 - sekarang, penulis 40 judul buku, baik sendiri maupun bersama teman. Beberapa bukunya antara lain; Bertasawuf di Zaman Edan, Mutiara Hikmah Puasa, Rumah Bagi Muslim-Indonesia dan Keturunan Tionghoa, Islam Mencintai Nusantara Jalan Dakwah Sunan Kalijaga, Operasi Woyla, Jenderal Yoga Loyalis di Balik Layar, Mengapa Kita Harus Kembali ke UUD 1945 serta Pancasila Jatidiri Bangsa. You may also like

wirid syahadat langit dan bumi